MARIA  MAGDALENA

Beberapa tahun terakhir St Maria Magdalena menjadi sosok “selebritis” paling terkenal dari gereja awal. Bahkan jauh sebelum Dan Brown menggambarkannya secara sensasional dalam “The Da Vinci Code,” Maria Magdalena sudah dibicarakan dalam mitos dan legenda apokrif: bahwa ia berasal dari keluarga bangsawan, bahwa ia menikahi Yesus dan memiliki anak, bahwa setelah kebangkitan dia pindah ke Prancis, atau ke Efesus dengan Maria ibu Yesus. Semua kisah ini patut dipertanyakan kebenarannya, dan bahkan mungkin kisah-kisah di atas hanyalah fiksi semata. Lalu siapa Maria Magdalena yang sebenarnya?

Injil menyebutnya "Maria Magdalena," yang berarti ia berasal dari Magdala, sebuah kota kecil dekat Tiberias di pantai barat Danau Galilea. Tidak ada penjelasan detail tentang latar belakang keluarganya, tetapi jika dia termasuk salah satu wanita yang mengikuti Yesus dan mendukungnya secara finansial (Luk 8: 3), MAria pasti memiliki penghasilan sendiri. Menurut penginjil Markus dan Lukas, Maria adalah wanita yang dibebaskan oleh Yesus dari tujuh roh jahat (Luk 8:3). Maria juga hadir di penyaliban dan penguburannya dan tentu saja, menjadi saksi kebangkitan.

Selain beberapa penjelasan di atas, Injil tidak memberikan gambaran yang cukup terperinci mengenai siapa Maria Magdalena. Apakah dia wanita yang berzinah? apakah dia wanita yang menuangkan minyak di atas kaki Yesus dan kemudian menyekanya dengan rambutnya? Tidak ada penjelasan dan jawaban yang akurat, kita tidak tahu persis nama wanita yang tertangkap berzina. Sedangkan Maria yang menuangkan minyak zaitun di atas kaki Yesus dalam Injil Yohanes adalah Maria saudari Marta dan Lazarus dan kisah tentang pengurapan kaki Yesus dalam Injil Lukas tidak menyebutkan siapa nama wanita tersebut. Mungkinkah wanita tersebut adalah Maria Magdalena, kita tidak tahu secara pasti.

Umumnya kita mengenal Maria Magdalena sebagai kombinasi dari beberapa gambaran wanita yang disebutkan dalam Injil. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, bagaimana perasaan kita jika Maria Magdalena adalah salah satu dari anggota komunitas kita? Akankah kita memposisikan diri sebagai orang yang tidak tahu sama sekali tentang “Maria Magdalena” dan kemudian mencoba untuk mencari tahu lebih lanjut? Atau apakah kita akan percaya dan berpegang teguh pada semua julukan yang dikenakan kepadanya, sambil berpikir bahwa mereka mungkin benar. Akankah penilaian kita didasarkan pada kenyataan, atau pada gosip dan desas-desus tentang Magdalena. Kita cenderung membuat penilaian terlebih dahulu dan baru kemudian mencari tahu faktanya. Orang yang ingin mengikuti Kristus perlu menyadari godaan untuk menilai orang lain terlebih dahulu. Kita semua selalu membawa prasangka kita sendiri berdasarkan siapa kita, apa yang kita alami dan di mana kita berada dalam kehidupan.

Sebagai orang yang pernah “kerasukan” 7 roh jahat (yang kemudian diusir oleh Yesus), Maria Magdalena mungkin harus menanggung respons negatif dari masyarakat dan tetangganya. Siapa yang ingin mendekati dan bersahabat dengan wanita yang kerasukan? Tentu tidak akan ada yang mendekatinya, orang tua akan memperingatkan anak-anak mereka untuk menghindarinya, seperti Maria Magdalena, mereka tidak mau anak-anak mereka dirasuki setan. Namun, Yesus dengan segala kebaikanNya, mengulurkan tangan kepadanya Maria. Pandangan dan sikap Yesus terhadap Maria melampaui pandangan dan pikiran orang-orang sekitarnya, yang melihat dan menilai sosok Maria Magdalena hanya berdasarkan kisah-kisah yang telah diceritakan orang tentang dirinya, yang kebenarannya belum pasti. Atas panggilan Yesus, Maria kemudian menjawab dengan dengan mengabdikan sisa hidupnya untuk mengikuti Yesus dan mendukung pelayanannya, tidak peduli apapun biayanya, secara finansial maupun emosional.

Komentar

Postingan Populer