TIDAK ADA KATA TERLAMBAT

Sejak Novisiat hingga saat ini saya sangat bersyukur mengenal beberapa konfrater senior yang luar biasa. Saya menyaksikan sendiri bagaimana usia bukanlah penghalang bagi mereka untuk tetap aktif berkarya. Semangat misionaris benar-benar mereka amalkan hingga akhir hayat. Almarhum Pater Bernhadr Zyzik, CSsR seorang misonaris dari Jerman misalnya, ketika beliau berkarya sebagai magister Novis CSsR di Sumba, di usianya yang sudah hampir 70, beliau tetap bersemangat merayakan Ekaristi dua atau bahkan tiga kali pada satu hari Minggu. Mengendarai motor “trail” tua serta ransel hitam besar di bahu, dengan penuh semangat almarhum mengunjungi dua atau lebih satu yang berbeda, tentu saja dengan jarak tempuh yang bervariasi serta melewati medan Sumba yang cukup sulit. Kisah di atas hanyalah satu dari sekian contoh bahwa usia bukanlah penghalang untuk terus berkarya.

Dalam Kitab Suci Perjanjian Lama, Nuh misalnya dipanggil Tuhan untuk membangun bahtera ketika dia berusia di atas 500 tahun dan diperkirakan butuh 75 tahun baginya untuk menyelesaikan bahtera tersebut. Dia hidup hingga usia 950 tahun. Kisah Musa lain lagi, dia berumur di atas 80 tahun ketika Tuhan yang menampakkan diri lewat semak belukar yang menyala memanggil dan mengutusnya untuk meruntun Israel, umat pilihan Allah keluar dari Mesir menuju tanah terjanji.

Kisah-kisah Alkitab ini adalah gambaran bagaimana Allah memanggil orang pilihannya dan menggunakan mereka secara luar biasa di usia yang tidak lagi mudah. Bill Graham, seorang pengkhotbah ulung dari USA berkata, “Kitab Suci diisi dengan teladan dari wanita dan pria hebat yang dipanggil Allah di usia senja mereka dan seringkali membawa dampak yang besar.” Dalam Perjanjian Baru, kisah Elizabeth yang mengandung yohanes di usia yang tidak lagi mudah adalah contoh lain bagaimana usia bukanlah penghalang untuk menjadi sarana karya agung Allah.

Kita tentu mengenal atau paling tidak pernah membaca da mendengar kisah perjalanan hidup dari beberapa orang hebat yang menggapai kesuksesan di usia yang tidak lagi mudah. Adolf Dassle pemilik Adidas misalnya, mendulang kesuksesan bersama perusahaannya di usia 49 tahun, setahun sebelum teman-teman seangkatannya pensiun. John Pemberton menemukan formula minuman Coca Cola di usia 55 tahun. Ray Kroc sukses menjadi bersama Mc Donald di usia 52 tahun.

Seperti figur-figur historis ini yang terkesan melawan usia dan tidak melihatnya sebagai penghalang, kita juga bisa belajar bahwa tidak ada batasan yang pasti untuk berproses dan berkembang. Gerbang untuk meraih kesuksesan tidak akan pernah tertutup, kecuali ketika sendiri yang menutupnya. Setiap tahapan dalam hidup membuka peluang sekaligus tantangan baru untuk merubah yang buruk menjadi lebih baik.

Tidak ada kata mustahil bagi orang yang menaruh kepercayaan penuh kepada Tuhan. Richard Rohr seorang Fransiskan berkata, “Ini bukan tentang apa kita kerjakan untuk Tuhan tetapi tentang apa yang Tuhan telah kerjakan untuk kita. Cobalah untuk memposisikan diri, dari mencintai kepada membiarkan Allah mencintai kita. Pada titik itulah kita akan jatuh cinta kepada Allah. Pada fase kedua hidup, kita akan menyadari bahwa hidup bukan saja tentang berbuat, tetapi juga tentang menjadi.”

St, Paulus nampaknya memahami pengertian ini dengan sangat baik karena hal ini terjadi secara dramatis di dalam hidupnya. Dalam suratnya kepada umat di Galatia dia menulis, “Bukan aku sendiri lagi yang hidup, melainkan Kristuslah yang hidup dalam aku” (Galatia 2:20). Dalam perjalanan rohani, kita akan tiba pada titik di mana kita sadar bahwa hidup ini bukan hanya dihidupi untuk diri kita sendiri. Kita sadar bahwa Allah hidup dan tinggal dalam dan melalui kita, dan bahwa kita adalah bagian dari misteri agung Allah, dengan kata alain, kita hanyalah salah satu titik dalam samudera kasih Allah yang luas.

Kemanusian sejatinya bukan hanya tentang berada (exist), tetapi juga harus dihidupi (live). Kita lebih baik menjadi meteor kecil yang setiap atomnya bercahaya dengan hebat daripada sebuah planet yang tidak menghasilkan efek. Inilah waktunya untuk berpijar, memanfaatkan waktu tersisa yang kita miliki. Setiap kita memiliki panggilan khusus, panggilan yang dikaruniakan Allah untuk hidup kita sendiri. Orang Kristiani, lewat sakramen baptisan dipanggil untuk hidup dalam Kristus. Tetapi panggilan bersama kita adalah hidup seperti apa yang diinginkan oleh Allah, menjadi kudus. Dan untuk itu, berapapun usia kita tidaklah menjadi masalah. Jangan pernah meremehkan potensi tersembunyi yang kita miliki. Terus berusaha tanpa mengenal batas, karena “tidak yang mustahil bagi orang yang percaya.” Tidak pernah ada kata terlambat untuk berbuat sesuatu yang luar biasa. Tidak pernah ada kata cepat untuk memulai mencoba.

Komentar

Postingan Populer