KOR PERDANA
Qui
bene cantat bis orat! Hari ini (7 Nov 2016) saya, Alan dan Yolus bergabung bersama
anggota kor mengiringi perayaan Ekaristi
mingguan. Kelompok kor “kecil” ini hanya beranggotakan sepuluh orang. Beda sekali
dengan kelompok kor waktu di Indo yang
lengkap dengan pembagian suaranya: sopran, tenor, alto dan bas.
Meski
hanya beranggotakan beberapa orang, namun
kami mempersiapkan diri dengan maksimal dan tentu saja dengan totalitas tiada
duanya. Bukan organ, piano, apalagi tambur dan gong tetapi Alat musik pengiring
adalah gitar. Kebeteulan saya bisa
bermain gitar maka saya dipercaya untuk masuk dalam kelompok pengiring dengan
jabatan gitaris sekaligus backing vocal, hahahah.... just kidding. Sementara Alan
dan Yolus dipercaya sebagai singer.
Kebanyakan
anggot kor adalah orang Kiwi yang berarti bahasa mereka bukan Indonesia apalagi
Waijewa atau Maumere. Sebuah kesempatan emas yang tentu saja tidak boleh kami
lewatkan. Mandi air laut sambil cari ikan dan kerang. Berlatih kor sambil
beljar Inggris. Ya, selain berlatih lagu baru,
latihan kor ini juga menjadi kesempatan bagi kami untuk belajar bahasa
Inggris, terutama listening dan speaking.
Dan
tentu saja lagu dan nyanyian merupakan salah satu jenis hoby yang bisa sangat membantu
untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris. Lirik-lirik
lagu yang kebanyakan dalam bahasa Inggris menuntut kami untuk harus bisa
mengucapkaan setiap kata dengan benar yang berarti satu lagi skill yang kami
pelajari: pronounciation. Beruntung karena sudah terbiasa mendengungkan
lagu-lagu barat, jadi tinggal penyesuaian saja.
Hasil
akhirnya cukup lumayan. Tanggapan umat terhadap penampilan perdana kami cukup
positif. Yolus dan Alan adalah dua sosok yang paling dipuji. Rupanya mereka
berdua berdoa empat kali memang, jadi nyanyiannya tidak hanya baik tetapi
terbaik!!!. Suatu awal yang tentu saja positif. Moga-moga ke depan tidak hanya
ingat lirik lagu tetapi juga tetap ingat gramar hehehehe.
Komentar
Posting Komentar