Hidup Seperti Roda




Beberapa hari yang lalu saya menemani seorang teman mengisi waktu libur dengan mengunjungi salah satu  tempat wisata yang menjadi destinasi banyak turis, baik itu turis asing maupun lokal. Tempat yang saya maksud adalah Malioboro. Dasar penggila motor, sepanjang perjalanan teman saya ini hanya mengagumi kendaraan bermotor yang sedang diparkir di sepanjang jalan, kebeteluan saat itu ada beberapa kelompok pencinta Motor Gede yang sedang berkumpul.
Salah satu onderdil yang paling menarik atensi teman saya adalah ban. Seperti tidak ingin kalah dari ahlinya, dengan sangat fasih dia menjelaskan jenis dan kualitas serta fungsi dari sebuah ban atau roda yang tedapat pada sebuah motor. “Roda atau ban merupakan salah satu onderdil penting dari sebuah kendaraan, baik itu motor maupun mobil. Tanpa roda maka dapat dipastikan kendaraan tersebut tidak akan berjalan. Agar kendaraaan dapat berjalan dalam berbagai medan, maka perlu juga memiliki roda yang berkulitas”, demikian sedikit penjelasan teman saya.
Pengalaman bersama teman saya ini serta  cerita yang ia kisahkan membawa saya pada permenungan tentang roda. Roda. Roda atau ban biasa kita menyebutnya merupakan salah bagian atau onderdil dari kendaraan bermotor yang dirancang dengan sedemikian rupa agar dapat berputar. Dalam perputarannya, terkadang satu  sisi berada di puncak sementara sisi yang lain berada di bagian yang paling dasar, terkadang juga dalam perputarannya, roda tersebut melewati medan yang sulit, mengalami kotornya lumpur dan empasan debu serta kerikil yang tajam. Roda yang sama juag terkadang melewati jalan yang rata dan mulus, di mana segala sesuatu berjalan begitu lancar tanpa aral dan rintangan yang menghadang.
Semua ini merupakan fakta atau kenyataan yang harus dihadapi atau diterima oleh sebuah roda. Sebagai sebuah kenyataan, tidak bisa kemudian, satu sisi dari roda menuntut untuk tetap berada di atas, atau sebaliknya, roda yang sama tidak bisa menuntut untuk senantiasa berada di bagian bawa, karena jika demikian, maka dapat dipastikan bahwa tujuan dan maksud dari roda tersebut diciptakan tidak akan pernah tercapai. Sebuah roda tidak pernah mengeluh kita harus melewati jalan yang rusak dan berlubang. Yang ada roda tersebut akan terus berputar dan berputar tanpa pernah sekalipun mengeluh karena tahu bahwa ada saatnya di mana dia akan melewati jalan yang licin dan mulus.
            Seperti roda, hidup kita juga pun senantiasa berjalan dan berputar dalam dinamikanya sendiri. Perputarann roda kehidupanpun senantiasa terdiri terdiri dari dua sisi. Dua sisi yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya, dua sisi yang saling terkait. Seumpama bunga, sisi-sisi ini merupakan  kelopak dan kembang bunga yang selalu mewarnai perjalanan hidup kita. Ada saatnya kita menjadi “mekar”dalam tawa, ada saatnya juga kita “gugur” dan terdiam dalam kesedihan. Ada saatnya di mana kita selalau menang, namun ada juga saatnya di mana kita akan mengalami kegagalan. Ada saatnya di mana kita menjadi orang yang paling bahagia, bisa jadi paling bahagia sedunia. Namun ada saatnya kita juga kana menemukan diri kita berada dalam situasi yang serba sulit. Itu semua merupakan pengalaman yang tidak dapat kita hindari. Semua ini terjadi secara alami dalam perjuangan hidup setiap orang, siapapun dia tanpa pandang bulu enta petani, guru, pendeta, pastor dan bahkan presiden serta paus sekalipun. Kita semua akan mengalami yang namanya suka duka kehidupan.
            Seumpama sebuah roda yang harus terus berputar agar kendaraan bermotor bisa bergerak hidup kitapun juga harus demikian. Meski mengalami suka duka dan pasang surut dalam hidup, kadang senang dan sedih, menang dan kalah, berhasil dan gagal, apapun itu, hidup harus terus berjalan. Yang namanya hidup pasti ada akan ada susuh dan senang. Terkadang kita harus mengalami kegagalan agar bisa memahami makna perjuangan untuk mencapai keberhasilan. Tidak mungkin kita hanya berangan-angan untuk terus-menerus menjadi orang senang, atau juga sebaliknya, menjadi orang yang terus-menerus  meratapi sedih. Semua pengalaman yang kita alami dalam perjalanan waktu akan membuat kita bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang matang.
            Agar semua pengalaman bisa menjadi pupuk yang semakin menyuburkan perjalanan dan perputaran hidup, maka di tengah padatnya rutinitas hidup yang dijalani kita perlu untuk mengambil waktu guna melihat kembali sejauh mana segala pengalaman yang telah kita lalui memberi manfaat bagi kita. Berhenti sejenak dari segala pekerjaan dan hiruk-pikuknya dunia juga menjadi kesempatan emas bagi kita untuk mengevaluasi kembali segala pengalaman yang telah kita lalui. Seumpama mobil, waktu seperti ini merupakan kesempatan bagi kita untuk meraparasi diri sambil mengsi kembali bahan bakar baru agar semakin mampu melangkah.
Bahagia Menajalani Panggilan Sebagai REDEMPTORIS
            Yesus pun dalam beberapa kesemptana di tengah rutinitasnya seringkali mengambil waktu khusus, di mana Dia berbicara secara pribadi dengan Bapa-Nya. Moment seperti ini akan menjadi kesempatan emas untuk berefleski tetapi juga memberi semangat baru untuk memulai langkah baru. Ada banyak orang yang memiliki bakat dan talenta luar biasa, namun karena terlalu termotivasi pada kerja dan materi mereka pada akhirnya kehabisan energi karena pekerjaan itu sendiri. Padahal kita hidup semata bukan untuk kerja, tetapi kerja untuk untuk hidup, maka adalah sebuah keharusan apabila kita juga meluangkan waktu untuk sejenak menikamti hasil perjuangan dan jerih payah kita selama ini.
Dengan demikian, jika hidup itu seumpama roda di mana ada saatnya kita bahagia dan juga ada saatnya kita bersedih, maka seharunya kita juga memknai hidup kita dengan cara demikian. Itu berarti, kita hidup pertama-tama bukan hanya untuk kesedihan akibat banyaknya tangunga jawab, tetapi juga hidup untuk menikmati kehidupan itu sendiri.

Komentar

Postingan Populer