ORA ET LABORA



Kekaisaran Romawi Barat runtuh sekitar tahun 476, karena penyalahgunaan kekuasaan, pertikaian politik, kemorosotan moral dan serangan dari luar. Di tengan kegalauan situasi sosial politik dan keorosotan moral waktu itu Benediktus dari Nursia (480543/7) pergi ke gua Subiaco dan hidup sebagai pertapa. Tetap dia menyadari bahwa untuk memperbaiki Gereja dan masyarakat, tidak cukup orang menarik diri dan hidup sendirian sebagai pertapa. Maka di gua Subiaco dia mulai berpikir bagaiman membentuk satu komunitas biara orang-orang yang mau mengikuti Kristus secara radikal.
 Di gua itu dia mulai menulis apa yang kemudian dikenal sebagai Regula St. Benedicti (Peraturan St. Benediktus) yang praktis mempengaruhi semua konstitusi biara-biara dalam Gereja Katolik. Ketika sejumlah orang menggabungkan diri, Benediktus berpindah ke Monte Casino yang menjadi rumah induk Ordo Benediktin yang tetap hidup sampai sekarang. Ordo ini kemudia sangat berjasa dalam memajukan pendidikan, pertanian, pengembangan ilmu pengetahuan dan peradaban di Eropa, sehingga St. Benediktus dikenal sebagi pelindung Benua Eropa. Biara-biara kemudian menjadi pusat peradaban yang megah, kaya dan berkuasa.
Salah satu ciri hakiki manusia adalah bekerja. Namun pekerjaan manusia bukanlah mencipta meliankan mengubah atas bahan-bahan yang sudah ada, yakni bahan duniawi. Manusia tidak bekerja dari kekosongan, ia hanya mampu mengubah dan membuat sesuatu berdasarkan model yang sudah ada, yakni alam.
Dalam pekerjaannya manusia berusaha mengungkapkan dirinya, mengkomunikasikan dirinya dan mengambil bagian dunia untuk diintegrasikan dalam dirinya. Itu berarti, di sini ada suatu simbiosis mutualisme, suatu kerja sama yang saling menguntungkan kedua pihak, kosmos dengan segala kemegahaannya mengajari dan menginspirasi manusia, di lain pihak manusia dengan penuh cinta memanusiakan sebagian kosmos untuk menjadi lebih sempurna. Usaha atau kegiatan manusia untuk semakin menyempurnakan alam menjadi ciptaan yang semakin utuh memperlihatkan jati diri manusia sebagai citra Allah.
Melalui kerja manusia juga bersosialisasi dan bersosialitas dengan manusia lain. Manusia berhubungan, berkomunikasi dan saling bekerjasama dengan manusia yang lain lain baik dalam produksi maupun konsumsi. Hal ini mungkin yang  kurang diperhatikan oleh banyak orang saat ini. Akhir-akhir ini manusia hanya cendrung memperhatikan kepentingan dirinya sendiri (egoitik), tanpa sadar bahwa adalah sebuah kewajiban moral bahwa pekerjaan manusi diarahkan tidak hanya untk kepentingan pribadi semata tetapi juga harus dibaktikan demi kepentingan manusi dan alam semesta.
Akhirnya, kerja atau pekerjaan membawa manusia untuk mentransendensikan dirinya, ia tidak pernah puas pada hasil pekerjaanya, dalam proses, entah gagal atau berhasil manusia selalu berusaha memperbaiki diri, berusaha menjadi dan memberikan yang terbaik tidak saja diri sendiri tetapi juga bagi kosmos itu sendiri. Kerja yang dilandasai dan diinspirasi oleh cinta pada akhirnya mengarahkan manusia pada keabadian dan kesempurnaan sejati yaki Tuhan sendiri. Dan jika ini menghidupi dan menginspirasi manusia, maka dalam kerja manusia tidak hanya berkarya semata tetapi juga sudah sekaligus berdoa. Pekerjaan atau tersebut menjadi sebuah doa karena diarahakan demi kepentingan kosmos.

Komentar

Postingan Populer