TIGA HAL PENTING DALAM KELUARGA
Tak
pernah ada sekolah untuk menjadi orangtua. Menjadi orantua memang merupakan
perjalanan alamiah yang tak mengenal kata henti untuk terus belajar, berproses
menjadi sosok yang ideal bagi buah hatinya.
Ideal
bukan dalam kaca mata umum, di mana segala sesuatu bisa dan dapat serta harus
dipenuhi, melainkan untuk kebutuhn anaknya. Hal ini karena setiap pribadi anak
adalah unik. Teori yang bisa diterapkan di satu keluarga belum tentu menuai
kesuksesan yang sama jika diterapkan atau dijalankan di keluarga lain.
Beruntung,
kini, ada banyak informas mengenai pola pengasuhan dalam keluarga yang bisa
ditemui, baik dalam bentuk buku, seminar maupun kumpulan artikel di media-media
massa dan maya. Hal yang diperlukan adalah kesediaan untuk untuk menyeleksi dan
memperhatikan dengan sekasama setiap informasi tersebut sebelum memutuskan
untuk mengikutinya.
Berikut
ini adalah beberapa hal sederhana yang dirangkum dari berbagai sumber yang bisa
diterapkan di setiap keluarga. Meski sederhana, tetapi memiliki kekuatan dan
pengaruh yang sangat besar jika diterapkan secara konsisten dalam hidup berkeluarga
atau berumahangga. Saking sederhananya, mala kadang kerap terlupakan.
Menghargai proses
Pujian
selalu datang kala anak mendapat nilai rapor yang bagus atau memenangkan suatu
lomba. Namun, bagaiman jika tidak seperti yang diharapkan, padahal anak sudah
bekerja sangat keras? Hargai perjuangan dan kerja kerasnya. Ajak anak untuk
tidak hanya fokus pada hasil, tetapi juga proses.
sebuah
riset yang dilakukan di Ameriak mengungkapkan, anak yang mendapat pujian pada
proses yang telah dilalui ketimbang hasil, lebih tertarik mempelajari strategi dan
metode baru untuk mencapai kesuksesan di masa depan. Sementara itu, anak yang
terbiasa mendapat pujian pada hasil cendrung mudah merasa putus asa ketika
mengalami kegagalan, dan yang parah, anak menjadi enggan untuk mencoba lagi.
“Terima kasih”, “tolong” dan “maaf”
Tiga
ungkapan sederhana yang kerap luput dalam pola komunikasi sehari-hari dalam
keluarga. Dari tiga hal yang sederhana ini pula, karakter anak terbentuk. Anak
juga belajar untuk lebih menghargai orang lain dan bersikap santun.
Bijak
“Televisi
tidak akan merasa tersakiti, komputer tidak akan lupa dan facebook tidak akan
merindukan diri kita. Namun, anak-anak dapat merasaka itu semua.” Pada era
digital, ujaran ini menjadi alarm pengingat bagi setiap orangtua ungtuk terus
bijak menggunakan peranti elektronik pribadinya. Bijak berarti bertanggungjawab
menggunakan peranti tersebut, tanggungjawab tidak saja bagi kepentingan pribadi
tetapi bagi kepentingan dan masa depan anak-anak sebagai generasi bangsa.
Kemajuan
teknologi berkembang dengan sangat pesat. Dunia sosial bisa terus berjalan
selama di luar rumah, saking cepatnya perkembangan teknologi hingga terkadang
kita tseperti tertinggal, namun itu tidak berarti kita tidak mampu
mengontrolnya. Dalam keluarga misalnya, ketika pulang dan berada serta berkumpul
bersama keluarga maka kita harus mencurahkan perhatian dan cinta yang tulus dan
iklas bagi keluarga besar kita, beri perhatian dan cinta yang penuh pada
anak-anak. Bermain bersama dan mendengarkan cerita mereka dengan
sungguh-sungguh tanap berbagi perhatian dengan berbagai aplikasi medsos, seperti path, bbm, facebook dll.
Komentar
Posting Komentar