RESENSI BUKU: KONSEP BERPOLITIK ORANG KRISTIANI



Judul               : Konsep Berpolitik Orang Kristiani
Pengarang       : Mateus Mali, CSsR
Penerbit           : PT Kanisius
Tebal               : 171 halaman
ISBN               : 978-979-21-3953

Pada hakekatnya politik itu mulia karena sangat menentukan kehidupan orang banyak. Namun yang terjadi, sebagian masyarakat kita saat ini, khususnya lagi orang Kristiani sudah menganggap politik sebagai sebuah kegiatan atau praktek yang kotor. Hal ini tidak lepas dari ulah sebagian oknum yang hanya mementingkan diri dan kelompok sendiri. Ulah mereka menjadikan politik yang sejatinya bersifat bersihi menjadi sesuatu yang berkonotasi negatif, politik yang sejatinya memiliki makna luhur, perlahan-lahan mulai kehilangan makna.
Banyak orang yang tidak lagi melihat politik sebaga sarana atau media yang bisa menciptakan Bonum Commune. Buku ini lahir dari keprihatinan penulis akan pemaknaan konsep politik yang sering kali mengambang dan salah. Hal yang kemudian membuat politik kehilangan makna. Melalui buku ini, penulis ingin memberi gambaran yang cukup luas dan komprehensip mengenai bagaimana seharusnya orang Kristiani dan mungkin juga warga pada umumnya membangun konsep berpolitik yang benar yang tidak berorientasi pada kepentingan pribadi atau kelompok semata, melainkan harus memprioritaskan kepentingan umum.
Bagi penulis, politik itu adalah seni mempengaruhi. Artinya dalam interaksi sosial selalu terjadi usah-usaha untuk saling mempengaruhi, saling tukar-menukar pikiran dan saling berbagi pengalamn hidup. semuanya itu adalah politik. Setiap interaski pastilah mempunyai konsep politik. Seni mempengaruhi ini telah berlangsung dari zaman Perjanjain Lama hingga Zaman Perjajian Baru, dan ini nampak secara jelas dippraktekkan oleh para penguasa pada setiap generasi.
Dalam buku ini penulis berusaha menulusuri bagaimana konsep politik. Penulis menyajikan dengan sangat baik serta lengkapmmengenai gambaran sejarah politik dari abad-abad awal khususnya pada zaman Perjanjian Lama hingga zaman Yesus.  Dengan demikian penulis dalam pemaparannya menocba melihat dan mengkaji konep tersebut secara biblis maupun teologis. Untuk itu, penulis mencoba meletakkan kembali pemaknaan politik pada dasar yang sejati yakni Kitab Suci.
 Agar lebih mudah memahami alur buku ini, penulis membagi konsep politik tersebut dalam empat bagaian yang merupakan satu kesatuan. Pada bagain pertama, penulis mencoba melihat politik itu dalam dunia Perjanjian Lama. Dalam Perjanjian Lama, satu hal yang manrik yakni bagaimana polit itu erat kaitannya dengan kekuasaa atau penguasa. Dalam bagian yang kedua, penulis memaparkan bagaimana konsep politik pada zaman Yesus. Pada bagian ini, politik memang masih berkitan dengan kekuasaan, namun kekuasaan di sini adalah kekuasaan yang tidak otoriter tetapi kekuasaan yang melyani, sebuh gambaran akan Kerajaan Allah yang memperlihatkan Allah telah meraja. Konsep ini diikuti dengan bagian ketiga, yang mana pada bagian ini penulis melihat konsep politik pasca Yesus yakni pada zaman Paulus. Paulus sendiri melanjutkan pemikiran Yesus, yakni bahwa politik sejatinya adalah kekuasaan di mana Allah yang meraja, itu berarti cinta kasih menjadi ciri utamanya. Pembagian ini ditutup dengan bagian keempat, yang memaparkan panggilan Gereja yang terlibat dalam masyarakat. Gereja dalam hal ini umat beriman berada dalam dunia dan karenanya juga mesti terlibat dalam dunia. Terlibat dalam dunia berarti ambil bagian dalam perpolitikan, dan tujuan dari semua keterliatan orang beriman Kristiani adalah terciptanya sebuah Bonum Commune atau kesejhateraan umum.
Akhirnya, buku ini tidak hanya mengkaji konsep politik secara biblis-teologis, tetapi juga membantu orang Kristiani ini untuk membangun konsep politik yang benar. Konsep politik  yang benar merupakan salah satu aset penting bagi orang Kristiani untuk mengamalkan martabatnya sebagai imam, nabi dan raja di tengah dunia ini.  Dengan kajian yang mendalam dan komrehensip, buku ini baik dibaca oleh siapa saja yang memiliki hasrat untuk mengetahui bagaiamana seharus orang Kristiani membangun konsep politiknya.

Komentar

Postingan Populer