St. Gerardus Mayella
Dalam
usahanya untuk bergabung dengan Redemptoris, Gerard Mayella menunjukkan ketekunan
yang luar biasa. Pertemuan pertamanya dengan Kongregasi terjadi pada tahun
1749, tahun di mana Paus Benediktus XIV mengakui cara hidup Redemptoris. Pada tahun
itu, 15 orang misionaris Redemptoris datang ke Muro, sebuah kota kecil di
Selatan Italia di mana Gerard hidup dan tinggal. Di sana, mereka berkarya di
tiga Paroki.
Melihat
para cara hidup misionarisdan gaya mereka berkarya, Gerard pun langsung
tertarik menjadi Redemptoris, dia sadar bahwa inilah jenis kehidupan yang
diimpikannya. Dia kemudian menemui Ptr. Cafaro, pemimpin tim misionaris saat
itu dan memberitahukan keinginannya tersebut, tetapi Ptr. Cafaro menokanya. Meski
ditolak, Gerard tetap bersikeras menjadi Redemptoris. Ketika para Misionaris
akan meninggalkan Muro mereka menyarankan keluarganya untuk mengunci dia dalam
kamarnya agar dia tidak bisa mengikuti para mereka.
Meski
kamarnya terkunci, Gerard tidak kehabisan akal. Dengan kain seprei yang diikatkan
pada tempat tidurnya, dia kemudian memanjat keluar lewat jendela dan mengikuti
jejak para misonaris di jalan. Setelah berlari
kira-kira 12 mil dia kemudian mencapai para misonaris, dengan nafas yang masih
terengah-engah, dia berteriak, “Bawa saya serta, biarkan saya mencoba, dan saya
akan keluar jika saya tidak cocok”,
melihat kegigihannya yang luar biasa, Ptr. Cafaro pun tidak bisa lagi
menolaknya. Mereka kemudian membawa serta Gerard dalam peralanan tersebut.
St.
Gerardus Mayella kemudian menjadi orang kudus yang terkenal dari antara orang-orang kudus Redemptoris. Dia adalah
Bruder Redemptoris yang tidak pernah meminta tahbisan. Selama masa hidunya,
Gerard sangat dekat dengan petani-petani dan orang-orang pinggiran yang tinggal
dan hidup di daerah pedesaan Napoli. Kemampuannyanya untuk menjalin dan
membangun relasi yang dalam serta intim dengan umat Allah adalah anugerah yang
sangat besar, dan kemampuannya itu hidup juga di antara para bruder Redemptoris
di seluruh dunia.
Gerard
mampu menyentuh keberadaan terdalam dari umat. Dia menjamah hati nurani umatnya,
membimbing dan mengarahkan mereka kepada kebenaran sejati. Dia menjamah umat di
dalam hati mereka, Dia mennyetuh pasangan suami istri dalam upaya mereka untuk
memiliki keluarga, dan dia melakukan hal itu dengan cara yang mana membuat
mereka tahu bahwa Allah hadir dalam usaha mereka. Dalam sentuhan Gerard, umat
tahu bahwa Allah hadir dan ada bersama merka jauh di dalam relung hati, di mana
tidak ada orang lain yang bisa mencapainya, bahkan orang-orang mereka yang
cintai.
St.
Gerardus sangat terkenal selam hidupnya, dan semakin terkenal setelah kematiannya.
Hingga kini dia tetap terkenal dan dicintai
banyak umat Allah. Banyak orang
yang berziarah ke makamnya hingga hari ini untuk memohon bantuan doanya.
Gerard
lahir di Muro pada tahun 1726. Di bertumbuh dan berkambang dalam pemahaman
bahwa cinta Allah tidak terbatas. Dia mengetahui hal tersebut dalam doanya,
dalam pelayanannya di antara orang-orang miskin dan dalam karyanya dalam
komunitas, di mana dia berkarya di berbagai bidang: sebagai tukang kebun,
koster, penjahit, penjaga pintu, tukang masak, tukang kayu dan masih banyak
lagi.
Gerard
menjalani dan memaknai hidupnya dengan dan dalam cara yang sederhana dan lepas
bebas. Hal ini membuat dia bebas untuk berjumpa dengan banyak orang. Kehadirannya
menjadi berkat yang mengubah orang lain, saking banyaknya, sehingga banyak umat
mengalami tindakannya sebagai mukjizat. Pada tahun 1755, Gerard jatuh sakit dan
kemudian meninggal setelah menerima semua pengalaman tersebut sebagai bagian
dari rancangan Allah yang besar dalam hidupnya. Ia kemudian dikanonisasi oleh
Paus Pius X pada tahun 1904. St. Gerardus Mayella, doakanlah kami.
Komentar
Posting Komentar